Desa Matano yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Luwu Timur memiliki potensi besar dalam sektor perkebunan lada dan pariwisata. Namun, desa ini menghadapi kendala dalam hal pengolahan hasil kebun secara konvensional yang mencemari Danau Matano, serta kurangnya promosi wisata.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim dosen dan mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) berkolaborasi melalui Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (KEMDIKBUD RI) melalui Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM).
Prof. Dr. Ir. A. Muhammad Idkhan, M.T., IPM, Ketua Tim Pendamping dari prodi Pendidikan Teknik Mesin UNM, sebagai ketua tim pendamping, memimpin kolaborasi ini dengan fokus pada penerapan teknologi inovatif untuk menjadikan Desa Matano sebagai Smart Village. Beliau dibantu oleh rekan sesama dosen dari UNM yaitu Andii Baso Kaswar, S.Pd., M.Kom. dari Prodi Teknik Komputer sebagai anggota tim pendamping.
Sementara itu, tim pelaksana dari UNCPdiketuai oleh Nirsal, S.Kom., M.Pd., dari prodi Informatika. Anggota tim pelaksana lainnya adalah Muhammad Naim, S.P., M.P. dari Agroteknologi dan Aryadi Nurfalaq, S.Si., M.T. dari Fisika.
Program ini mengimplementasikan beberapa teknologi inovatif untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat Desa Matano. Salah satu teknologi yang diterapkan adalah mesin MERICA (Mesin Rotasi. Inovatif, dan Cuci Angkat Lada) yang dirancang untuk pengolahan lada secara efektif dan ramah lingkungan, mengurangi potensi pencemaran terhadap Danau Matano.
Selain itu, pemasaran digital berbasis Sistem Informasi Smart Desa Matano – Smartano juga diperkenalkan untuk membantu promosi hasil kebun dan pariwisata. Program ini juga memanfaatkan teknologi drone untuk memetakan jalur evakuasi bencana di daerah wisata, serta memberikan pelatihan pengelolaan limbah lada dan sampah wisatawan. Tidak hanya itu, Klinik Public Speaking juga diadakan untuk melatih pemandu wisata agar lebih profesional dalam berinteraksi dengan wisatawan.
Program ini juga melibatkan mahasiswa dari berbagai prodi di UNCP, seperti Hafidz Muchtar dari Informatika, Wiwi Rafa dan Agustinus Suria Darme dari Agroteknologi, serta Rani Aftar Rdan Sartika Sari dari Fisika. Para mahasiswa ini juga berkontribusi dalam mendukung implementasi teknologi serta pelatihan kepada masyarakat Desa Matano.
Kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh DRTPM KEMDIKBUD RItahun anggaran 2024, serta berbagai mitra kerja sama seperti Akademi Teknik Soroako yang bertindak sebagai pelaksana teknis instalasi mesin MERICA, PT. Dialogika Persona Indonesia yang menyelenggarakan Klinik Public Speaking, dan PT. Mall Sampah Indonesia yang membantu pengelolaan limbah lada dan sampah wisatawan.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadikan Desa Matano sebagai model Smart Village bagi wilayah pedesaan lainnya. Selain meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengolahan hasil kebun dan promosi wisata, kegiatan ini juga menghasilkan artikel ilmiah serta paten sederhana untuk teknologi MERICA yang dikembangkan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program ini, silakan kunjungi laman www.smartano.com.